Sabtu, 07 Januari 2017

BUDAYA MANGGARAI



MENGENAL KEMBALI MUSIK TRADISIONAL MANGGARAI


Alat musik tradisional Manggarai (gendang dan gong)


Dewasa ini, generasi muda Manggarai sudah melupakan identitas mereka sebagai orang Manggarai. Banyak aspek kehidupan budaya Manggarai yang kini sudah tidak diketahui lagi oleh generasi muda, dan salah satunya adalah musik tradisional. Generasi muda Manggarai dalam hal selera terkait musik kini telah dipengaruhi oleh perkembangan musik internasional, seperti: EDM, rock, hip-hop, underground, reggae, jazz, dan lain-lain. Jenis musik seperti ini terus diminati bahkan tidak jarang generasi muda Manggarai membentuk group band dengan aliran musik tersebut. 


Keadaan sebaliknya justru terjadi pada musik tradisional Manggarai. Di tengah-tengah hebohnya minat generasi muda akan genre musik modern, musik tradisional malah kehilangan nyawa dan rohnya. Anak-anak sudah tidak mengenal lagi jenis musik, alat-alat musik, maupun lagu-lagu tradisional Manggarai. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda Manggarai harus mulai melestarikan kembali musik tradisional kita karena musik tradisional kita ini merupakan salah satu wujud kekayaan orang Manggarai. Dan salah satu bentuk nyata yang dapat kita lakukan dalam melestarikan musik tradisional Manggarai adalah mulai mengenal kembali musik tradisional itu.
Dalam upaya mengenal kembali musik tradisional Manggarai, hal pertama yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah macam-macam alat musik tradisional Manggarai. Yang pertama adalah nggong (gong). Nggong sendiri di Manggarai diperkenalkan pertama kali oleh orang Goa dan pedagang Bima. Berikutnya adalah gendang. Gendang di Manggarai biasanya terbuat dari kayu ara, kayu namut, dan lain-lain, sedangkan untuk selaputnya biasa menggunakan kulit kambing. Gendang di Manggarai terdiri atas dua jenis, yaitu: tutung (gendang berukuran kecil) dan oreng (gendang berukuran besar sebagai pengiring gendang tutung). Kemudian alat musik tambor. Tambor sendiri berbentuk seperti gendang, hanya bedanya tambor memiliki dua selaput yang terbuat dari kulit kambing jantan dan kulit kambing betina. Apabila menggunakan kulit kambing jantan saja atau kulit kambing betina saja maka bunyinya kedengaran kurang nyaring. Pada zaman dahulu, tambor digunakan masyarakat Manggarai sebagai alat musik pengiring perang. Selain nggong, gendang, dan tambor, masih ada alat musik lain seperti sunding tongkeng, mbetung, kerontong dan nentung.
Ketika kita sudah mengenal kembali alat-alat musik tradisional Manggarai, selanjutnya kita mengenal irama musik yang dihasilkan oleh beberapa alat musik ini. Pada umumnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam upacara adat alat musik seperti gong, gendang, dan tambor merupakan alat musik utama. Berikut adalah beberapa jenis irama yang dihasilkan dari alat musik tradisional Manggarai:
Permainan alat musik tradisional Manggarai dalam upacara penti
* Takitu
* Kedendik: takitu yang dipercepat
* Ongga ca/redep: memukul gendang dan tambor satu-satu diiringi pukulan gong satu-satu juga
* Cocong: lebih cepat dari ongga ca
* Mbata: terbagi atas mbata wolos, mbata kandang japi, mbata tako latung data, mbata landu. Motifnya seirama dengan dere mbata.
* Serbandang/ndundundake
* Raga mese/congka lesong: biasanya pada upacara tae kaba
* Paki tambor: biasanya pada saat perang
* Paki concong.
Setelah membaca tulisan ini, diharapkan agar para pembaca terutama generasi muda Manggarai mulai melakukan flashback terhadap kesenian musik Manggarai. Generasi muda diharapkan mulai melestarikan kembali musik tradisional Manggarai. Walaupun kelihatannya sepele tetapi seni musik tradisional juga merupakan warisan kekayaan Manggarai yang tak ternilai harganya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar